Wednesday, 17 April 2013

Pengalaman di Kampus IPB


           Institut Pertanian Bogor terletak di kota Bogor, Jawa Barat, yang tersebar di beberapa lokasi. IPB memiliki lima kampus dengan jurusan yang berbeda-beda. Kampus pertama yaitu Kampus Darmaga yang merupakan kampus pusat IPB. Kampus Darmaga memiliki kawasan yang lebih luas dibandingkan kampus IPB yang lainnya, dengan luas sekitar 267 ha kampus ini merupakan kantor rektorat dan pusat pendidikan bagi program S1, S2, dan S3. Disini dilengkapi dengan berbagai fasilitas publik dan sosial.
          Kampus kedua disebut kampus Baranangsiang dengan luas sekitar 11,5 ha yang merupakan pusat aktivitas penelitian dan pemberdayaan serta pendidikan pascasarjana bagi para eksekutif atau profesional. Kampus ini memiliki IPB International Convention Center yang terletak di Botani Square, di samping kampus Baranangsiang. Kampus berikutnya adalah kampus Gunung Gede dengan luas lahan seluas 14,5 ha. Kampus ini merupakan kampus yang bersejarah, karena bangunan dan gedung-gedungnya masih merupakan peninggalan zaman Belanda dan masih dipertahankan keaslian arsitekturnya. Kampus ini juga memiliki berbagai fasilitas seperti kebun percobaan, hatcery, kandang, lapangan futsal, poliklinik, dan dapur. Kampus selanjutnya yaitu kampus Cilibende dengan lahan seluas 3,2 ha. Kampus ini merupakan kampus bagi mahasiswa program Diploma III.
            Pada semester dua, mahasiswa PD IPB PK TMP mendapatkan mata kuliah Ekofisiologi Tanaman dan Agronomi Umum yang mana lokasi kuliah dan praktikumnya dilaksanakan di kampus Darmaga. Pada mata kuliah ini banyak praktikum yang sangat mengasyikkan. Langsung bercengkerama dengan alam, menanam tanaman, dan melakukan penelitian merupakan rutinitas mahasiswa IPB yang sangat menyenangkan. Penelitian yang dilakukan harus dilaksanakan dengan benar dan teratur. Contohnya pada masa UTS mahasiswa harus tetap mengontrol penelitian tanamannya. Jarak yang jauh dari kost menuju ke kampus Dramaga harus kami jalani. Sayangnya sampai saat ini belum ada fasilistas kampus yang memudahkan mahasiswa program Diploma menuju ke kampus Darmaga untuk kepentingan perkuliahannya, sehingga mahasiswa harus menggunakan angkutan umum atau menggunakan sepeda motor.
           Suatu hari pada minggu-minggu UTS, saya dan teman-teman satu kost berencana pergi ke kampus Darmaga untuk mengontrol dan mengambil data penelitian kami. Ada beberapa objek penelitian yang harus kami amati di sana, diantaranya adalah tanaman jagung, tanaman kacang tanah, stek tanaman perkebunan dan pembuatan pupuk kompos.
           Matahari bersinar cerah pagi itu, membuat mata kami silau memandang sekitar kost yang baru akan memulai kehidupannya. Dengan segera kami menyiapkan diri untuk ke Darmaga. Mandi dan sarapan merupakan hal yang wajib, dan tak lupa membawa beberapa bekal perjalanan seperti air minum, topi dan dan perlengkapan penelitian.
        Dari kampus Cilibende perjalanan dimulai. Kami berjalan kaki dari kost menuju depan kampus Cilibende. Setelah berada di depan kampus kami baru sadar jika di depan kampus tidak ada angkot jurusan ke Darmaga sehingga kami harus berjalan kaki lagi menuju lapangan sempur untuk mendapatkan angkot 03 yang bisa membawa kami ke kampus Dramaga. Setelah sampai di Sempur kami naik angkot 03 menuju ke terminal Laladon. Sesampainya di terminal kami harus naik angkot lagi, kali ini kami harus naik angkot Kampus Dalam untuk bisa ke Kampus Darmaga. 
        Sesampainya di kampus Darmaga kami harus berjalan kaki lagi menuju ke kebun percobaan Cikabayan. Rasanya sangat melelahkan apabila harus menempuh perjalanan yang begitu jauh dengan berjalan kaki. Kami pun berhenti sejenak memandangi mahasiswa di sana yang sedang mengendarai sepeda. Rasanya sangat membantu andai kami mempunyai sepeda untuk menuju ke kebun Cikabayan. Hingga akhirnya kami menemukan Shelter BNI. Shelter BNI  ini merupakan tempat peminjaman sepeda yang diperuntukan bagi mahasiswa IPB. Hanya dengan menyerahkan Kartu Tanda Mahasiswa dan mengisi data kita bisa meminjam sepeda BNI untuk menuju tempat-tempat yang ada di sekitar kampus IPB Darmaga yang luasnya 267 ha itu. Dengan adanya sepeda ini sangat membantu mahasiswa untuk menuju tempat yang ingin dituju di sekitar kampus, mengingat kampus ini sangat luas.

            Menyusuri kampus IPB yang luas menggunakan sepeda merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi saya. Sudah beberapa lama saya tidak  berjalan-jalan menggunakan sepeda seperti ini. Disapa oleh rindangnya pepohonan yang tumbuh menghijau di area kampus membuat kami semakin nyaman dan sejuk serta terasa udara yang sangat segar. Sesampainya di kebun percobaan Cikabayan, kami langsung mengamati percobaan pembuatan pupuk kompos. Pupuk kompos diaduk merata dan diamati warna dan baunya serta diukur ketinggiannya setelah dibungkus kembali menggunakan mulsa. Setelah mengamati pupuk kompos kami melanjutkan untuk menyiram stek tanaman perkebunan, nampaknya tanaman banyak yang mengering karena jarang disiram. Kegiatan kami lanjutkan dengan membersihkan gulma dan mengambil data di kebun jagung dan kacang tanah.
           Setelah selesai dengan urusan kebun kami melaksanakan sholat di mushola di Cikabayan, setelah itu kami memutuskan untuk mencari makan siang. Akhirnya kami makan siang di asrama putra IPB. Ternyata makanan di sini sangat murah, makan dengan lauk seadanya berupa tempe goreng dengan sayur nangka dan sambal kering tempe hanya dihargai Rp.4.500,-. 
           Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan dengan bersepeda santai sambil menikmati suasana kampus IPB yag hijau itu. Setibanya di Shelter ternyata petugas sedang tidak ada, katanya masih jam istirahat dan baru buka kembali skitarjam dua nanti. Masih ada waktu sekitar setengah jam untuk kami berkeliling menikmati suasana kampus IPB, suasana kaum akademika dan kaum intelektual tinggi. Kami menyusuri jalanan kampus, melihat gedung tinggi dan besar yang saling terhubung satu sama lain. Ada sebuah bangunan yang sangat dinanti oleh para mahasiswa yaitu gedung Graha Widya Wisuda. Di gedung inilah mahasiswa tingkat akhir diwisuda dan lulus pendidikan di IPB.

          Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, kami harus segera mengembalikan sepeda ke shelter dan segera menuju ke rumah, dan menempuh perjalanan seperti kami berangkat.

2 comments: